About Me

Foto saya
masih berstatus mahasiswa di perguruan tenggi negeri kependidikan di jogja, dan sedang repot tidak mendapatkan inspirasi yang ingin di posting..hehehew

Senin, 04 Mei 2009

UNGKAPAN CINTAA.....

Kesimpulan Ungkapan Cinta

KapanLagi.com - Cowok adalah sosok mahluk yang diciptakan untuk selalu optimis. Termasuk masalah jodoh dalam rangka mendapatkan pasangan hidup. Mungkin cerita-cerita di bawah ini bisa jadi bahan pemikiran buat para cowok yang akan mengungkapkan perasaannya kepada seorang cewek yang udah lama diincer.

Roni : Aku suka sama kamu, Rin ....Aku pengin kamu jadi pacarku.
Rina : (Malu-malu) Aku juga suka sama kamu, Ron.

Kesimpulan: Jelas Rina suka sama Roni, sampai ngomong terus terang begitu.

Hendro : Nov, Aku bener-bener suka sama kamu. Aku pengin kita bisa jalan bareng.
Nuri : Kaya'nya kita lebih baik temenan aja,dech. Kita khan udah lama temenan.

Kesimpulan : Nuri pun sebenarnya suka sama Hendro. Status 'teman' hanya untuk alasan saja buat si Nuri biar bisa deket terus sama Hendro.

Andri : Aku ngerasa cocok jalan sama kamu. Mau ngga' jadi pacarku, Wen?
Wenny : Jangan sekarang deh .... Aku pengin konsentrasi study-ku dulu

Kesimpulannya: Wenny suka sama Andri, jawaban yang nggantung dan ngambang kaya' gitu maksudnya biar Andri penasaran dan tetep 'stay around'. Dengan gitu khan mereka bisa tetep deket. Andaikan si Wenny nggak suka, pasti ngomong terus terang sama Andri.

Roy : Kamu cakep dech, Lia ... Aku pengin pacaran sama kamu ....
Lia : Terus terang ya, Roy ... Aku nggak suka sama kamu. Aku benci sama kamu. Kamu Egois, Kamu bau, Kamu urakan, Kamu cowok males!. Pokoknya aku benciii sama kamu!!!.

Kesimpulannya: Perhatian Lia gedhe sama Roy. Lia tau semua sifat-sifat Roy, sampe baunya segala. Ngga' banyak cewek yang perhatian kaya' gitu. Dan sangat mungkin itu artinya Lia aslinya suka sama Roy.

Indra: Aku udah lama merhatiin kamu, Yen, Aku suka en sayang banget sama kamu.
Yenni : (Tertawa lepas) Haa..ha..uahaaa..ha.. Lucu kamu, Dra !

Kesimpulannya: Betapa gembiranya Yenni mendengar ucapan Indra. Ekspresi tawa bahagia tiada tara. Jelas banget si Yenni suka sama sama si Indra, sampe dibilang kalo Indra lucu segala.

Yanto : Ria, ...Mau ngga' jadi pacarku ?
Ria : Plak !! Plak !! (Ria "menyentuh" pipi si Yanto)

Kesimpulannya: Yanto spesial buat Ria. 'Sentuhan' tangan Ria ke pipi Yanto (sampe 2 X bahkan, ninggalin bekas merah lagi) adalah sentuhan yang ngga' semua cowok bisa ngerasain. Peluang besar buat Yanto bahwa Ria suka sama dia.

Bimo : Win, Wina ... Aku suka banget sama kamu. Pacaran Yuk ...
Winarno : Janc....!! (sorry sensor , misuh....), Aku iki lanang, Mo! Aku koncomu, WinaRNO !!! Eling, Mo....eling ... Aku WinaRNO..!!

Kesimpulannya: Wina seneng sama Bimo. Masa' sampe ngaku-ngaku cowok segala. Ngotot lagi..! Wina ngaku cowok khan biar selalu bisa santai dan deket sama Bimo.

Jadi jawaban apapun yang nantinya diberikan sama pasangan anda,... peluang selalu ada dan ngga' pernah tertutup. So .. Tetap Semangat. (kapanlagi.com/dar)

DASAR FUNGSI PENDIDIKAN

A. Dasar Pendidikan

1. Pentingnya dasar pendidikan

Dasar pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pendidikan manusia dan masyarakat. Walaupun pendidikan itu universal tapi pendidikan akan diselenggarakan berdasarkan filsafat atau pandangan hidup serta berlangsung dalam latar belakang social budaya masyarakat tersebut, filsafat meliputi :

a. Sikap, terdiri atas kesadaran diri penetrasi menyeluruh dan fleksibel,

b. Aktivitas meliputi sintesis, spekulasi, penentuan dan analisis,

c. Isi, terdiri atas metafisik, epistemology dan aksiologi.

Dasar pendidikan suatu Negara tidak dapat dilepaskan dari filsafat dan pandangan hidup bangsa tersebut.

2. Macam-macam dasar pendidikan

Landasan pendidikan yang perlu diperhatikan menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo, yaitu :

a. Landasan filosofis

Filsafat sebagai kajian khusus formal dipakai sebagai landasan pendidikan dan sangat besar pengaruhnya bagi pendidikan karena prinsip-prinsip dan kebenaran kajian tersebut diterapkan dalam pendidikan. Menurut George R. knight aliran filsafat dibedakan menjadi dua yaitu,

1). Aliran tradisional meliputi idealisme, realisme, neo-scolastikisme. Filsafat idealisme dan realisme akan melahirkan teori pendidikan esensialisme dan behaviorime. Filsafat neo-scolastikisme melahirkan perenialisme.

2). Aliran modern meliputiprakmatisme dan eksistensialisme. Filsafat prakmatisme melahirkan teori pendidikan progresivisme yaitu rekontruksionisme yang berorientasi pada futurisme dan humanisme. Filsafat eksistensialisme akan melahirkan teori pendidikan humanisme yang menentang persekolahan atau deschooling.

1. Esensialisme

Merupakan aliran pendidikan yang merupakan filsafat idealisme dan realisme secara ekletis. Prinsip-prinsip pendidikan esensialisme, yaitu :

a. Tugas pertama sekolah adalah mengajarkan pengetahuan

b. Belajar adalah kerja keras dan disiplin

c. Guru merupakan inti dari kekuasaan kelas

2. Perenialisme

Lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan, yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa. Prinsip-prinsip pendidikannya,

a. Manusia adalah binatang yang rasional

b. Alam adalah universal sehingga pendidikan sama bagi siapa saja

c. Pengetahuan itu universal yaitu berdasarkan mata pelajaran yang pasti dan dapat ditangkap oleh semua orang

d. Mata pelajaran menjadi pusat pendidikan, bukan siswa

e. Relefan pada setiap hari

f. Pengalaman pendidikan adalah mempersiapkan hidup bukan situasi nyata dalam kehidupan

3. Progresivisme

Mazhab progresivisme berpendapat bahwa pendidikan tidak tergantung pada masa lalu, tapi pada alam dan seluruh pengalaman hidup manusia. Prinsip-prinsip pendidikannya adalah,

a. Proses pendidikan ditemukan dari asal dan maksud atau tujuan yang ada pada siswa termasuk minat siswa

b. Siswa itu aktif

c. Peran guru sebagai penasehat, petunjuk dan mengikuti keinginan siswa

d. Sekolah merupakan mikrokosmos dari masyarakat yang lebih luas

e. Aktivitas kelas berpusat pada problem solving

f. Suasana social kelas kooperatif dan demokratis

4. Rekonstruksionisme

Mazhab ini berpandangan bahwa pendidikan hendaknya memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyrakat agar menjadi lebih baik. Prinsip-prinsip pendidikannya, adalah

a. Masyarakat dunia itu ada dalam krisis Negara dan praktik yang ada sekarang tidak dapat diterima, peradaban harus datang menjadi tujuan akhir

b. Hanya ada solusi efektif untuk mengatasi masalah-masalah dunia yaitu menciptakan tatanan masyarakat baru

c. Pendidikan formal dapat dijadikan agen pokok untuk merekonstruksi tatanan masyarakat

d. Metode pengajaran berdasarkan prinsip-prinsip demokratisasi untuk menyelesaikan masalah

e. Jika pendidikan formal dapat menjadi penyelesaian masalah krisis yang ada maka pengajaranharus dimaksudkan agar terjadi perubahan sosial

5. Behaviorisme

Behaviorisme memiliki beberapa akar yaitu filsafat realisme dan positivisme. Prinsip-prinsip pendidikannya,

a. Manusia merupakan perkembangan tingkat tinggi dari binatang dan ia belajar sama caranya dengan binatang

b. Pendidikan adalah proses rekayasa prilaku dan tergantung pada lingkungan

c. Peran guru adalah menciptakan lingkungan belajar yang efektif

d. Efisiensi, ekonomis dan ketepatan dan objektifitas adalah nilai sentral yang dipakai sebagai dasar-dasar pertimbangan

6. Humanisme

Sumber humanisme progresivisme dan eksistensialisme. Pendidikan humanis memusatkan pada aktualisasi diri ketimbang penguasaan pengetahuan, melalui keterbukaan, menggunakan imajinasi, percobaan dan sebagainya.

b. Landasan sosiologis

Kajian sosiologis pendidikan sangat esensial merupakan sarana untuk memahami sistem pendidikan dengan keseluruhan hidup masyarakat, salah satu wujud bahwa pendidikan berlandaskan pada kondisi masyarakat tertentu adalah dengan diadakannya muatan local dalam kurikulum.

c. Landasan kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbale balik, kebudayaan dapat diwariskan dan dikembangkan melalui pendidikan, bentuk ciri dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat.

d. Landasan histories

e. Landasan psikologis

Kegiatan pendidikan melibatkan aspek kejiwaan manusia, pendidikan berkaitan dengan pemahaman dan penghayatan akan perkembangan manusia. Jadi pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan kunci keberhasilan pendidikan.

f. Landasan ilmiah dan teknologi

Pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai hubungan yang sangat erat.

g. Landasan politik

Politik sebagai cita-cita yang harus diperjuangkan melalui pendidikan, pemahaman kesadaran akan hak dan kewajiban, nilai-nilai demokrasi, merupakan pertanda di dalam pendidikan menggunakan landasan politik.

h. Landasan ekonomi

Manusia terdidik menjadi modal bgi pembangunan yang kemudian berfungsi sebagai tenaga kerja dan memiliki kemampuan teknologi, dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Peran pendidikan untuk menumbuhkan perekonomian tidak dapat dilepaskan dari peran kapiyal, teknologi, informasi, mobilitas dan tabungan pribadi atau individual untuk memperoleh pendidikan diperlukan biaya, hal tersebut merupakan bukti kalau pendidikan menggunakan landasan ekonomi. ( Manca W, 2007 :2 ) menambahkan landasan yuridis, ekonomi dan politik.

· Landasan yuridis

Pendidikan melekat pada masyarakat tertentu yang sesuai dengan latar belakang masyarakat tersebut, supaya pendidikan tidak melenceng dari keinginan masyarakat itu maka perlu diatur dalam regulasi yang berlaku di masyarakat tersebut.

B. Fungsi Pendidikan

1. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan (Dirto Hadisusanto,dkk 1995 :57). Fungsi pendidikan terhadap masyarakat ada 2 yaitu :

1). Fungsi preserveratif dilakukan dengan melestarikan tat social dan tata nilai yang ada dalam masyarakat.

2). Fungsi direktif dilakukan oleh pendidikan sebagai agen pembaharuan social sehingga dapat mengantisipasi masa depan.

Selain itu pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1). Menyiapkan sebagai manusia seutuhnya, utuh dalam potensi dan utuh dalam wawasan,

2). Menyiapkan manusia sebagai tenaga kerja,

3). Menyiapkan manusia sebagai warga Negara yang baik.

Maksudnya agar manusia sebagai warga Negara dapat melaksanakan semua kewajiban dan menyadari akan haknya secara baik. Menurut Jeane H. Balantine fungsi pendidikan bagi masyarakat meliputi :

1) Fungsi sosialisasi

2) Fungsi seleksi, latihan dan alokasi

3) Fungsi inovasi dan perubahan social

4) Fungsi pengembangan pribadi dan social

Menurut Alex Inkeler, fungsi pendidikan itu adalah :

1) Memindahkan nilai-nilai budaya

2) Fungsi nilai pengajaran

3) Fungsi meningkatkan mobilitas social

4) Fungsi strativikasi

5) Fungsi latihan jabatan

6) Fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan social

7) Fungsi membentuk semangat kebangsaan

8) Fungsi mengasuh bayi

Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SEBAGAI SISTEM

  1. Pendidikan Sebagai Ilmu

Menurut George F.Kneller kata teori mempunyai 2 makna sentral yaitu (1) teori dapat menunjuk suatu hipotesis yang telah diverifikasi dengan observasi atau eksperimen, memandang teori dalam artian ini teori pendidikan pengembangan. (2) teori dapat merupakan sinonim umum untuk pemikiran sistematik, memandang teori ini pendidikan telah menghasilkan banyak teori.

Menurut Ernest E.Bayles teori pendidikan tidak hanya berkenan dengan apa yang ada tapi juga apa yang seharusnya ada. D.H Hirst berpendapat bahwa fungsi utama dari teori pendidikan adalah untuk membimbing praktek pendidikan. Pengertian ilmu pendidikan menurut para ahli :

Ø M.J. Langeveld, ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui tapi juga mempelajari betapa hendaknya bertindak.

Ø S. Brojonegoro, ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.

Ø Carter V. Good, suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif, objektif dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali dalam eksperimental.

Ø Imam Barnadib, ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis.

Ø Driyarkara, pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis tentang realitas yang disebit pendidikan.

1. Persyaratan pendidikan sebagai ilmu

Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :

· Memiliki objek studi (formal dan material)

· Memiliki sistematika

· Memiliki metode

Ø Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.

Ø Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,

1. Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan. Komponen pendidikan itu adalah : (a) tujuan pendidikan, (b) peserta didik, (c) pendidik, (d) isi pendidikan, (e) metode pendidikan, (f) alat pendidikan, (g) lingkungan pendidikan.

2. Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan, yaitu : (a) menumbuhkan kreatifitas peserta didik, (b) menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi, (c) menyiapkan tenaga produktif.

3. Pendidikan sebagai gejala manusiawi. Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi : (1) dimensi lingkungan pendidikan, (2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, (3) dimensi waktu dan ruang.

Ø Memliki metode-metode dalam ilmu pendidikan :

1. Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai.

2. Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.

3. Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.

5. Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.

6. Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan.

2. Sifat-sifat ilmu pendidikan

Ø Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.

Ø Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan pesrta didik kepada keadaan alamnya.

Ø Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.

Ø Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman tertentu.

Ø Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.

3. Pengembangan pendidikan

Menurut Van Cleve Morris, fondasi pendidikan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Ø Fondasi histories dan filosofis tentang pendidikan, sejarawan ingin mengetahui bagaimana kita sampai disini. Filsuf pendidikan ingin mengetahui bagaimana manusia memikirkan kehidupan secara keseluruhan akhirnya sejarawan dan filsuf pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat melihat pekerjaan profesionalnya dalam konteks suatu lingkungan masa sekarang mengenal ideologi pendidikan yang berkompetisi.

Ø Fondasi sosiologis dan psikologis. Ahli sosilogi pendidikan ingin mengetahui bagaimana dampak masyarakat pada pertumbuhan anak. Ahli psikologi pendidikan ingin mengetahui apa yang terjadi apabila belajar terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan belajar terjadi setiap hari. Akhirnya ahli sosiologi dan psikologi pendidikan berpendapat bahwa tidak ada guru yang mengetahui apa yang sedang ia perbuat jika ia tidak dapat mengenal seberapa banyak anak belajar dan orang lain selain guru, dan memahami teori-teori belajar yang pokok dimana pengajaran modern didasarkan.

  1. Pendidikan Sebagai Sistem

1. Pengertian sistem

Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dan komponen-komponen yang salin berinteraksi atau interdependensi dalam mencapai tujuan. Suatu system mengandung hal-hal sebagai berikut :

· Adanya suatu kesatuan organis

· Adanya komponen yang membentuk kesatuan organis

· Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan yang lain

· Adanya gerak dan dinamika

· Adanya tujuan yang ingin dicapai

Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu system pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi.

2. Komponen-komponen upaya pendidikan

Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks yang melibatkan sejumlah komponen pendidikan yang saling berinteraksi atau interdependensi satu sama lain. Komponen sentral dalam upaya pendidikan adalah peserta didik, pendidik, dan tujuan pendidikan. Dalam interaksi pendidikan dapat mencakup apa yang dilakukan oleh pendidik dan apa yang dipakai dalam interaksi, suatu tempat dimana terjadi proses pendidikan.

3. Saling hubungan antar komponen

Proses pendidikan terjadi apabila antar komponen pendidikan yang ada di dalam upaya pendidikan itu saling berhubungan secara fungsional dalam satu kesatuan yang terpadu.

Dalam suatu proses pendidikan, pendidik memiliki tujuan pendidikan yang hendak dicapai kepentingan peserta didik. Untuk mencapai tujuan ini disamping ada berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperkaya isi pendidikan, pendidik juga menggunakan metode dan alat pendidikan.

4. Pencapaian tujuan yang di inginkan

Untuk mencapai tujuan pendidikan perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem, penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu dikenali, dipahami dan dikembngkan secara seksama, sehingga kelemahan masing-masing komponen dapat diketahui. Apabila suatu upaya pendidikan dirasa kurang berhasil maka pendekatan sistem menasihatkan untuk mengkaji komponen yang perlu diperbaiki. Apabila sebagian besar komponen ternyata tidak mungkin lagi berfungsi secara baik maka perlu diadakan pembaharuan keseluruhan komponen.

Berdasar uraian diatas pendekatan sistem terhadap upaya pendidikan dapat menghasilkan kebijakan yang berupa pembaharuan sebagian atau menyeluruh.

5. Sistem pendidikan dalam kerangka yang lebih luas

6. Tantangan sistem pendidikan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang spektakuler memaksa setiap bangsa senantiasa berupaya untuk menjadikan sistem pendidikan yang dimilkinya lebih dinamis dan lebih responsive terhadap perubahan-perubahan sstem pendidikan dituntut memiliki 3 komponen, yaitu :

1. Kemampuan untuk mengetahui pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan.

2. Kemampuan untuk menyusun gambar tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan yang sedang berjalan.

3. Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuaian diri.

URGENSI/ PENTINGNYA MEMAHAMI HAKIKAT MENUSIA

  1. PENGERTIAN MANUSIA

Pendidikan adalah kegiatan antarmanusia, oleh manusia dan untuk manusia. Maka untuk berbicara tentang pendidikan tak lepas dari manusia.

(der Weij, 1991:7-8)> Manusia adalah makhluk yang pandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri, keberadaannya dan dunia seluruhnya.

Drijarkara dalam bukunya Filsafat manusia (1969:7)>Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri dan juga menghadapi(menghadapi kodrat). Manusia merupakan kesatuan dengan alam, tapi juga berjarak dengannya. Manusia bisa melakukan apasaja terhadap alam tidak seperti hewan. Lalu manusia selalu berubah dalam situasi karena dia selalu terlibat dalam situasi, situasi itu berubah dan merubah manusia maka ia menyejarah.

Banyak arti dari manusia, ini bukti bahwa manusia adalah makhluk multi dimensional. Poespowardjojo 1978:3 membuat polarisasi pemikiran tentang manusia:

1. Menurut pola pemikiran biologis

Tokohnya Portmann berpendapat ”kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat sui generalis meskipun terdapat kesamaan-kesamaan tertentu dengan kehidupan hewan atau binatang” ia menekankan pada aktifitas yang khas seperti bahasanya, posisi vertikal tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya.

Menurut pola ini, manusia dipahami dari sisi internalitas, yakni manusia sebagai pusat kegiatan intern yang menggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan sesamanya.

2. Menurut pola psikologis

Dalam pola ini manusia tidak serta merta melakukan tindakan dari faktor internal/ hasrat keinginan dari diri sendiri, serta tidak serta merta melakukan rangsangan dari faktor eksternal dengan mengabaikannya.

3. Menurut pola sosial-budaya

Manusia tampil dalam dimensi sosial dan budaya sehubungan dengan kemampuannya membentuk sejarah. Ciri utama manusia bukanlah kodrat fisik atau metafisiknya, melainkan karyanya.

4. Menurut pola Religius

Pemikiran ini bertolak dari pandangan manusia sebagai homo religious. Homo religious adalah tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral, penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak pada alam semesta, alam materi, tumbuh-tumbuhan dan manusia.

B. Wujud Sifat Hakekat Manusia

Menurut kaum eksistensialis(dalam Tirta Raharja dan La Sulo, 1985:4-11) sifat hakekat manusia meliputi :

1. Kemampuan menyadari diri

Manusia selalu sadar siapa dirinya/ siapa saya.

2. Kemampuan bereksistensi

Keberadaan manusia selalu ingin diakui oleh sesamanya

3. Kata hati

Adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan buruk, atau merupakan sesuatu yang paling murni dalam diri manusia (kejujuran)/ nurani.

4. Tanggung jawab

Adalah kesediaan menanggung dari segala risiko/ akibat yang telah diperbuat. Wujud tanggung jawab adalah kepada diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan.

5. Rasa kebebasan

Merupakan rasa keinginan tidak terikat oleh sesuatu kecuali kodrat manusia. Termasuk didalamnya HAM. Namun kebebasan tidak bertentangan dengan norma susila.

6. Kewajiban dan hak

Tiap manusia memiliki kewajiban dan haknya. Hak dan kewajiban saling berkaitan. Tidak ada hak jika kita tidak melakukan kewajiban dan juga sebaliknya.

7. Kemampuan menghayati kebahagiaan

Kebahagiaan tidak hanya dari segi materi saja tapi lebih kepada kesanggupan menghayati rangkaian proses kehidupan yaitu usaha, norma-norma dan takdir.

C. Unsur-unsur Hakekat Manusia

Menurut Notonegoro, manusia adalah makhluk monopluralis (makhluk yang memiliki banyak unsur kodrat(plural) tapi merupakan satu kesatuan utuh(mono). Namun dilihat dari segi kedudukannya, susunannya, dan sifatnya masing-masing bersifat monodualis (dua unsur tapi satu kesatuan).

Segi kedudukan kodratnya = makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk

Tuhan

Susunan kodratnya = terdiri dari unsur raga dan jiwa

Sifat kodratnya = unsur individual dan sosial

D. Dimensi-dimensi Kemanusiaan

1. Dimensi Keindividualan

Tiap manusia adalah unik/ tidak ada yang sama. Dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi diri sendiri yang berbeda dari yang lain. Karena adanya individualitas ini tiap orang punya kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.

2. Dimensi Kesosialan

Manusia dilahirkan berpotensi sebagai makhluk sosial(hidup bersama dengan orang lain). Menurut Immanuel Kant, manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia.

3. Dimensi Kesusilaan

Manusia yang dilahirkan juga dikaruniai potensi moralitas/ kesusilaan. Maksudnya bahwa dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan dalam arti susila/moral. Missal jujur, adil. Menurut Drijarkara manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.

4. Dimensi Keberagamaan

Pada dasarnya manusia adalah makhluk religius. Sebagai makhluk religius, manusia sadar dan meyakini adanya kekuatan supranatural di luar dirinya. Misal sesuatu yang ghoib.

5. Dimensi Kesejarahan

Dimensi Kesejarahan ini bertolak dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk historis, makhluk yang mampu menghayati hidup dimasa lampau, masa kini dan mampu membuat rencana-rencana kegiatan dimasa yang akan datang. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang menyejarah.

SUMBER BELAJAR (SB)

Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar identik dengan buku dalam arti sempit, dalam arti luas Edgar Dale menyatakan pengalaman hidup seseorang yang bisa menjadi sumber. Sumber belajar merupakan bagian komponen sistem instruksional apabila sengaja dipersiapkan. Berdasar pengembangan sumber belajar digolongkan menjadi dua (meski kadang sulit dibedakan):

· Sumber belajar yang dirancang (by design); sengaja dirancang untuk tujuan tertentu. Contoh: program video, kaset, modul, web pembelajaran dan sebagainya

· Sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization); sumber belajar yang tidak dirancang khusus dan hanya dimanfaatkan. Contoh memanfaatkan sawah dalam pokok bahasan ekosistem,


Manfaat Sumber Belajar (antara lain):

1. Memberi pengalaman belajar kongkrit dan langsung

2. Menyajikan obyek yang sulit dikunjungi/amati

3. Memperluas cakrawala

4. Memberi informasi akurat dan baru

5. membantu memecahkan masalah pendidikan

6. Memberi motivasi

7. Merangsang berpikir, analisa, dan perkembangan lanjut


Komponen Sumber Belajar

Sumber belajar dapat dipandang sebagai sistem yang bisa optimal difungsikan , meliputi: (1). Tujuan, misi atau fungsi SB, (2). Bentuk, format atau keadaan fisik, (3). Kandungan pesan SB, (4). Tingkat kesulitan penggunaan SB.


Faktor-faktor berpengaruh terhadap SB

(1). Perkembangan teknologi (misal: konvergensi format sumber belajar bisa disatukan) , (2). Nilai budaya setempat, (3). Keadaan ekonomi, (4). Keadaan pemakai


Klasifikasi Sumber Belajar

Sumber belajar bai yang dirancang dan dimanfaatkan pada dasarnya bisa dikelompokkan meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan (POBATEL).


Rasional pentingnya Organisasi Sumber Belajar (OSB)

Semakin banyak sumber belajar relavan dimanfaatkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Interaksi yang intensif dan kaya dapat menimbulkan daya rangsang yang dapat mengaktifkan multi indera si belajar. Sumber belajar dapat menemukan nilai potensialnya apabila dipersiapkan khusus melalui strategi pengelolaan yang efektif, efisien, dan terorganisir.

Upaya mengorganisir sumber belajar memunculkan beragam bentuk organisasi sumber belajar seperti Media Center, Learning Resources Center, Multi Media Center, Audio Visual Center, Instructional Media Center dan sebagainya. Di Indonesia dikenal Pusat Sumber Belajar.

P E S E R T A D I D I K D A N P E N D I D I K

A. Peserta Didik

1. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikkan.

Menurut Sutari Imam Bernadib (1995) peserta didik sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kewibawaan dan kedewasaan.

2. Peserta Didik sebagai Prsona

Peserta didik adalah subyek atau pesona, yakni makhluk yang mempribadi tidak lagi sebagai obyek yang non-pribadi sebagaimana pandangan para ahli pada abad pertengahan. Ciri khas peserta didik oleh Umar Tirtaraharja dan La Sulo (1994)

  1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas
  2. Individu yang sedang berkembang
  3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
  4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

Aneka dimensi peserta didik dalam interaksi di lingkungan alam natural dan sosiokultural

Individuaslis. berwujud kemandirian, kerja keras, keberanian, kepercayaan diri, semangat dan ambisi

Sosialis. Berwujud dalam sikap kedermawanan, saling menolong, toleransi, kerjasama, suka berbagi dengan sesama, berorganisasi, dan hidup secara bermasyarakat.

Religiusitas,. Berwujud ketaatan dalam menjalankan perintah agama, keyakinan, keikhlasan dan tawakal.

Historitas. Berwujud kegemaran menyelidiki kisah-kisah kuno, dan kesadaran akan pentingnya sejarah

Moralitas. Berwujud kemampuan membedakan perilaku moral baik dan buruk

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Pertumbuhan dalam peserta didik diartikan dengan bertambahnyatinggi badan, berat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot tubuh,organ panca indera dll menyangkut aspek fisik. Sedangkan perkembangan adalah semakin optimalnyakemajuan aspek psikis peserta didik. Seperti cipta, rasa, dan karya, pengendalian emosi dll

Macam-macam usia perkembangan menurut Sutari Imam Bernadib, 1995 :

  1. Usia kronologis
  2. Usia kejasmanian
  3. Usia anatomis
  4. Usia kejiwaan
  5. Usia pengalaman

Tahapan perkembangan menurut Charlotte Buhler:

  1. masa permulaan
  2. masa penanjakan sampai umur 25 tahun
  3. masa puncak masa hidup umur 25-50 tahun
  4. masa masa penurunan dan menarik diri dari masyarakat
  5. masa akhir kehidupam

teori-teori perkembangan peserta didik:

  1. Nativisme(native=lahir)

Pelopornya Schopenhauer(1788-1860). Manusia sejak lahir sudah dikaruniai bekal bakat dan potensi baik buruk. Pengaruh dari faktor luar dianggap tak berpengaruh. Yang membawa potensi jahat maka akn menjadi manusia jahat dan sebaliknya

  1. Empirisme

Pelopornya John Locke. Perkembangan anak tergantung dari pengalamannya atau faktor eksternal sedangkan pembawaannya tidak penting

  1. Naturalisme

Pelopornya Jean Jaques Rousseau(1712-1778). Bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi baik. Jika ia menjadi jahat disebabkan pengaruh-pengaruh negative dari masyarakat yang sudah rusak atau jahat

  1. Konvergensi

Pelopornya William Stern(1871-1939). Berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu disamping dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yaitu potensi yang dibawa sejak lahir juga dipengruhi oleh pengalaman.

4. Teori Perkembangan Fisik Peserta Didik

Dikemukakan oleh Gasell dan Ames(1940) dan Illingsworth(1983). Perkembangan fisik mencakup berat badan, tinggi, dan perkembangan motorik. Di pendidikan pengembangan fisik anak meliputi kekuatan,ketahanan, kecepatan, kecekatan, dan keseimbangan.

5. Teori perkembangan Biologis Peserta Didik

Tahap perkembangan menurut Sigmund Freud

0-1thn/ masa Oral > Mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik

1-3thn/ masa Anal > Dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi pembuangan kotoran

3-5thn/ masa Felis > Alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting

5-13thn/ masa laten > dorongan-dorongan cenderung terdesak dan mengendap ke dalam bawah sadar

13-20/ masa puber > disini terjadi masa kematangan

20keatas/masa genital > telah menjadi dewasa dan siap terjun dalam kehidupan masyarakat luas

6. Teori Perkembangan Intelektual Peserta Didik

Tahap-tahapan Perkembangan Menurut Jean Piaget

Umur

Fase Perkembangan

Perubahan Perilaku

0-2

Tahap sensori motor

Kemampuan berfikir baru melalui gerakan/ perbuatan. Perkembangan pancaindra sangat berpengaruh dalam diri mereka

2-7

Tahap Pra-operesional

Kemampuan skema kognitif masih terbatas. Suka meniru orang lain. Mulai mampu menggunakan kata-kata dengan benar dan mampu mengekspresikan kalimat pendek secara efektif

7-11

Tahap Operasional Konkrit

Mulai mengetahui aspek-aspek kumulatif materi, missal Volume dan jumlah. Mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiea yang konkret

11-14

Tahap Operasional Formal

Telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun berurutan

7. Teori perkembangan Sosial Peserta Didik

Tokohnya Erik Erikson,tahapan-tahapannya berupa:

- trust vs mistrust

- Autonomy vs shame

- Inisiative vs guild

- industry vs Inferiority

- Ego-identity vs role on fusion

- Intimacy vs isolation

- generativity vs stagnation

- ego integrity vs putus asa

8. Teori Perkembangan Mental Peserta Didik

Tokohnya Lev Vygotsky, yaitu apa yang diketahui siswa bukanlah hasil kopi dari apa yang mereka temukan di dalam lingkungan, tetapi sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.

9. Teori Perkembangan Moral Peserta Didik

Tokohnya John Dewey, Jean Peaget dan Lawrence Kohlberg.

John Dewey membagi tiga tahapan perkembangan moral anak, yaitu:

    1. Tahap premoral/ preconventional, tingkah laku seseorang didorong oleh desakan bersifat fisik/ sosial .
    2. Tahap conventional, seseorang mulai bias menerima nilai dengan sedikit kritis berdasarkan dengan criteria kelompoknya
    3. Tahap autonomous, sudah mulai bias membuat atu bertingkah laku sesuai dengan akal pikirannya sendiri tidak sepenuhnya dari kelompok

Jean Peaget,membagi tiga tahapan perkembangan moral anak, yaitu:

1. non-morality, tahap dimana anak belum mengenal moral. Usia anak masih dibawah 4 tahun

2. Heteronomous, anak sudah mulai menerima an memiliki aturan begitu saja dari orang lain. Tugas dan kewajiban dipandang sebagai suatu kepatuhan. Antara umur 4-8 tahun

3. Autonomous, aturan dipandang sebagai persetujuan bersama timbal balik, dapat dipelihara dan diubah sesuai kebutuhan kolektif

10. Tipologi Kepribadian Peserta Didik

Tokohnya Henry Alexander Murray. Bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang. Macam tope kepribadian peserta didik, yaitu:

  1. Autonomy, ditandai dengan keinginan melakukan sesuatu secara mandiri, tidak senang disuruh-suruh
  2. Affiliation, ditandai dengan senang bersama orang lain, suka bersahabat dan memperbanyak teman
  3. Succurance, ditandai dengan selalu manja, ingin orang lain membantunya/ minta tolong
  4. Nurturrance, ditandai dengan sikap murah hati atau senang berbagi
  5. Agression, ditandai dengan sikap agresif, mudah tersinggung dan pemarah
  6. Dominance, ditandai dengan sikap ingin menguasai atau mengatur teman, ingin menonjol, ingin menjadi ketua
  7. Achievement, ditandai dengan semangat kerja yang tinggi untuk berprestasi.

11. Kecerdasan Ganda Peserta Didik

Howard Gardner. Kecerdasan adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah dan membuat cara penyelesaiannya dengan konteks yang beragam dan wajar.

  1. kecerdasan matematik

kemampuan akal untuk menggunakan angka-angka secara efektif dan berpikir secara nalar. Peserta didik dengan kecerdasan matematik akan cenderung menyenangi menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.

  1. kecerdasan Lingual

kemampuannya menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan/ tulisan. Kesenangannya pada kegiatan penggunaan bahasa missal jurnalistik. Mereka akan mudah belajar dengan verbalistik dan mendengarkan.

  1. kecerdasan Musikal

mencakup kepekaan terhadap ritme. Mereka akan lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik

  1. kecerdasan Visual-Spasial

kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap garis, warna, bentuk, wujud dan ruang. Kemampuan untuk berimajinasi yang tinggi.

  1. kecerdasan kinestik

kecerdasan yang mencangkup keahlian-keahlian fisik khusus, misal koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Kecerdasan ini banyak dijumpai oleh olahragawan

  1. kecerdasan interpersonal

intinya orang yang memiliki kecerdasan interpersonal akan peka terhadap perasaan orang lain

  1. kecerdasan intrapersonal

adalah kemampuan untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri, mampu mengenali berbagai kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri

  1. kecerdasan natural

kemampuan peserta didik peka terhadap lingkungan alam. Kecerdasan sweperti ini akan suka menobservasi lingkungan alam seperti bebatuan, aneka flora dan fauna dll

12. Peserta Didik Berbakat

Menurut Yaumil(1991) ada 3 kelompok ciri keberbakatan, yaitu:

  1. kemampuan umum yang tergolong rata-rata
  2. kreativitas yang tergolong tinggi
  3. komitmen terhadap tugas yang tinggi

Menurut Munandar (1992), cirri-ciri peserta didik berbakat yaitu:

  1. indikator intelektual belajar
  2. indikator kreativitas
  3. indikator motivasi

B. PENDIDIK

1. Pengertian dan Sebutan Isilah Pendidik

Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yangt lebih tinggi( Sutari Imam Bernadib). Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik(Umar Tirtaharja dan La Sulo 1994). Pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan (Langeveld)

2. Kompetensi sebagai Persyaratan Pendidik

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharta, dan Dwi Siswoyo. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah:

  1. kompetensi professional, memiliki pengetahuan tentang bidang studi yang akan disampaikan
  2. kompetensi personal, harus memiliki kepribadian yang mantap
  3. kompetensi sosial, mampu menunjukan kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya

Syarat kompetensi menurut UU 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

3. Kedudukan Pendidik

Pendidik adalah orang yang paling penting menentukan bagi pengembangan setiap potensi peserta didik,dalam perancangan dan penyiapan PBM, penilaian dll

4. Hakikat Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Hakikat tugas guru pada umumnya berhubungan dengan pengembangan SDM yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa.

Suatu tugas guru adalah menjadikan peserta didik mengetahui atau melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal. Ini berarti bahwa ia menstrukturisasi pengetahuan dan keterampilan-keterampilan dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan peserta didik tidak hanya mempelajarinya melainkan juga mengingatnya.

5. Profesionalisme Guru dan Prinsip-Prinsipnya

Profesionalisme berasal dari kata profesi yaitu seperangkat keterampilan yang dikembangkan jgusus/ tidak semua orang bisa melakukan melalui seperangkat norma yang dianggap cocok untuk tugas-tugas khusus di masyarakat.

Prinsip-prinsip profesionalisme guru:

  1. Profesi guru merupakan profesi yang berdasar bakat,minat, panggilan jiwa dan idelisme
  2. Menuntut komitmen yang tinggi terhadap mutu pendidikan, iman taqwa dan akhlak mulia
  3. Adanya kualifikasi akademik dan latar pendidikan yang relevan
  4. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang pengajarannya
  5. Menuntut tanggungjawab tinggi demi kemajuan bangsa

6. Organisasi Profesi dan Kode Etik Guru

Contoh PGRI dan PGII. Organisasi profesi diarahkan sebagai protector, dinamisator dan motivator. Serta mengemban fungsi pengawasan terhadap kualitas dan moral layanan edukatif para anggotanya kepada masyarakat.

Kode Etik Guru:

  1. guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila
  2. guru memiliki kejujuran professional dalam kurikulum
  3. guru mengadakan komunikasi dalam memperoleh informasi tentang anak didik
  4. guru menciptakan suasana kehidupan disekolah sebaik-baiknya
  5. guru memelihara hubungan baik dengan anggota masyarakat di sekitar sekolah
  6. guru secara sendii/ bersama berusaha mengembangkan profesionalnya
  7. menciptakan dan memelihara hubungan antaraguru
  8. secara bersama-sama memlihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional
  9. melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan