- PENGERTIAN MANUSIA
Pendidikan adalah kegiatan antarmanusia, oleh manusia dan untuk manusia. Maka untuk berbicara tentang pendidikan tak lepas dari manusia.
(der Weij, 1991:7-8)> Manusia adalah makhluk yang pandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri, keberadaannya dan dunia seluruhnya.
Drijarkara dalam bukunya Filsafat manusia (1969:7)>Manusia adalah makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri dan juga menghadapi(menghadapi kodrat). Manusia merupakan kesatuan dengan alam, tapi juga berjarak dengannya. Manusia bisa melakukan apasaja terhadap alam tidak seperti hewan. Lalu manusia selalu berubah dalam situasi karena dia selalu terlibat dalam situasi, situasi itu berubah dan merubah manusia maka ia menyejarah.
Banyak arti dari manusia, ini bukti bahwa manusia adalah makhluk multi dimensional. Poespowardjojo 1978:3 membuat polarisasi pemikiran tentang manusia:
1. Menurut pola pemikiran biologis
Tokohnya Portmann berpendapat ”kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat sui generalis meskipun terdapat kesamaan-kesamaan tertentu dengan kehidupan hewan atau binatang” ia menekankan pada aktifitas yang khas seperti bahasanya, posisi vertikal tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya.
Menurut pola ini, manusia dipahami dari sisi internalitas, yakni manusia sebagai pusat kegiatan intern yang menggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diri dalam komunikasi dengan sesamanya.
2. Menurut pola psikologis
Dalam pola ini manusia tidak serta merta melakukan tindakan dari faktor internal/ hasrat keinginan dari diri sendiri, serta tidak serta merta melakukan rangsangan dari faktor eksternal dengan mengabaikannya.
3. Menurut pola sosial-budaya
Manusia tampil dalam dimensi sosial dan budaya sehubungan dengan kemampuannya membentuk sejarah. Ciri utama manusia bukanlah kodrat fisik atau metafisiknya, melainkan karyanya.
4. Menurut pola Religius
Pemikiran ini bertolak dari pandangan manusia sebagai homo religious. Homo religious adalah tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral, penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak pada alam semesta, alam materi, tumbuh-tumbuhan dan manusia.
B. Wujud Sifat Hakekat Manusia
Menurut kaum eksistensialis(dalam Tirta Raharja dan La Sulo, 1985:4-11) sifat hakekat manusia meliputi :
1. Kemampuan menyadari diri
Manusia selalu sadar siapa dirinya/ siapa saya.
2. Kemampuan bereksistensi
Keberadaan manusia selalu ingin diakui oleh sesamanya
3. Kata hati
Adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik dan buruk, atau merupakan sesuatu yang paling murni dalam diri manusia (kejujuran)/ nurani.
4. Tanggung jawab
Adalah kesediaan menanggung dari segala risiko/ akibat yang telah diperbuat. Wujud tanggung jawab adalah kepada diri sendiri, masyarakat, dan Tuhan.
5. Rasa kebebasan
Merupakan rasa keinginan tidak terikat oleh sesuatu kecuali kodrat manusia. Termasuk didalamnya HAM. Namun kebebasan tidak bertentangan dengan norma susila.
6. Kewajiban dan hak
Tiap manusia memiliki kewajiban dan haknya. Hak dan kewajiban saling berkaitan. Tidak ada hak jika kita tidak melakukan kewajiban dan juga sebaliknya.
7. Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kebahagiaan tidak hanya dari segi materi saja tapi lebih kepada kesanggupan menghayati rangkaian proses kehidupan yaitu usaha, norma-norma dan takdir.
C. Unsur-unsur Hakekat Manusia
Menurut Notonegoro, manusia adalah makhluk monopluralis (makhluk yang memiliki banyak unsur kodrat(plural) tapi merupakan satu kesatuan utuh(mono). Namun dilihat dari segi kedudukannya, susunannya, dan sifatnya masing-masing bersifat monodualis (dua unsur tapi satu kesatuan).
Segi kedudukan kodratnya = makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk
Tuhan
Susunan kodratnya = terdiri dari unsur raga dan jiwa
Sifat kodratnya = unsur individual dan sosial
D. Dimensi-dimensi Kemanusiaan
1. Dimensi Keindividualan
Tiap manusia adalah unik/ tidak ada yang sama. Dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi diri sendiri yang berbeda dari yang lain. Karena adanya individualitas ini tiap orang punya kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.
2. Dimensi Kesosialan
Manusia dilahirkan berpotensi sebagai makhluk sosial(hidup bersama dengan orang lain). Menurut Immanuel Kant, manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara manusia.
3. Dimensi Kesusilaan
Manusia yang dilahirkan juga dikaruniai potensi moralitas/ kesusilaan. Maksudnya bahwa dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan dalam arti susila/moral. Missal jujur, adil. Menurut Drijarkara manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4. Dimensi Keberagamaan
Pada dasarnya manusia adalah makhluk religius. Sebagai makhluk religius, manusia sadar dan meyakini adanya kekuatan supranatural di luar dirinya. Misal sesuatu yang ghoib.
5. Dimensi Kesejarahan
Dimensi Kesejarahan ini bertolak dari pandangan bahwa manusia adalah makhluk historis, makhluk yang mampu menghayati hidup dimasa lampau, masa kini dan mampu membuat rencana-rencana kegiatan dimasa yang akan datang. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang menyejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar